Hari Guru Nasional bukan sekadar hari peringatan, tetapi panggilan untuk merenungi hakikat mengajar. Seorang guru adalah penyalur cahaya dalam gelap, bukan hanya pengisi waktu di kelas. Profesionalisme sejati lahir dari kesadaran bahwa ilmu tanpa hati adalah kosong.
Kisah guru profesional banyak diceritakan dalam berbagai film. Di Indonesia, yang paling populer adalah Laskar Pelangi dan Sokola Rimba. Kedua film tersebut seharusnya menjadi inspirasi bagi dunia pendidikan Indonesia.
Di film Laskar Pelangi, guru mengajarkan lebih dari
matematika atau bahasa. Mereka menanamkan keberanian bermimpi dan keteguhan
hati. Dunia nyata menantang, apakah keberanian itu bisa lahir di sistem yang
kaku dan birokratis?
Sementara di Sokola Rimba, guru menapak jalan tanpa
peta, belajar bersama muridnya. Di sanalah profesionalisme muncul dalam bentuk
kesabaran, intuisi, dan cinta pada murid. Ini adalah pelajaran bahwa mengajar
bukan sekadar rutinitas, tetapi seni memahami manusia.
Guru profesional bukan yang selalu bicara tentang sistem,
tetapi yang mampu mendengar suara murid. Setiap tatapan, setiap pertanyaan,
adalah panggilan untuk memahami dunia melalui mata anak. Kompetensi guru bukan
diukur dari sertifikat, tetapi dari kemampuan menyalakan api keingintahuan.
Dedikasi guru adalah filosofi yang hidup yaitu mengajar
bukan untuk dihargai, tetapi untuk menumbuhkan. Setiap langkah di kelas adalah
meditasi tentang kesabaran, ketekunan, dan kasih. Dunia boleh berubah, tetapi
nilai-nilai itu tetap abadi.
Film memberi ilham, tetapi realita menguji. Sistem kadang
membelenggu guru yang ikhlas dan berbakat. Profesionalisme sejati adalah menari
di antara aturan dan kebebasan, antara prosedur dan intuisi, untuk melahirkan
murid yang bijaksana.
Mengajar adalah seni mendengarkan diam dan suara
sekaligus. Seorang guru profesional tahu bahwa setiap murid adalah teka-teki,
setiap kelas adalah laboratorium jiwa. Filosofi pendidikan bukan tentang angka,
tetapi tentang membangun manusia yang utuh.
Hari Guru Nasional mengingatkan kita bahwa guru adalah
penjaga masa depan. Mereka adalah penjembatan antara tradisi dan inovasi,
antara mimpi dan kenyataan. Profesionalisme bukan sekadar titel, tetapi
tindakan yang menembus ruang dan waktu untuk menumbuhkan generasi.
Mengajar adalah seni menanam benih dalam tanah yang kadang
keras. Kesabaran adalah pupuk, dedikasi adalah air, dan cinta adalah matahari.
Dari sinilah lahir generasi yang mampu menumbuhkan dunia baru.
Seorang guru profesional hadir bukan hanya di kisah film
atau di sertifikat resmi. Mereka hadir di kelas, di hati murid, dan di setiap
langkah yang membimbing generasi menuju kebijaksanaan. Hari Guru Nasional
adalah pengingat: guru sejati menulis sejarah, bukan dengan tinta, tetapi
dengan hidup dan teladan.
#edisihgn2025 #guru #profesional #hgn #pgri
Ayo ikut berkontribusi untuk Buol melalui tulisan!
Kirimkan naskah berita atau opini terbaik Anda kepada kami.
Cantumkan subjek email: BERITA atau OPINI.
Semua naskah akan melalui proses seleksi dan penyuntingan sebelum diterbitkan.
Tidak dipungut biaya publikasi.
Semua tulisan dikirim melalui email resmi redaksi dan diterima langsung dari penulis,
tanpa melalui perantara atau atas nama tim manapun.
Redaksi berhak menyunting naskah tanpa mengubah substansi.