Momen liburan sering dimanfaatkan masyarakat untuk melepas penat dari rutinitas. Banyak keluarga memanfaatkan waktu ini untuk bepergian atau sekadar berkumpul di rumah. Fenomena ini menarik dibahas karena memiliki sudut pandang berbeda dalam Islam.
Islam memandang aktivitas liburan bukan semata kegiatan bersenang-senang. Ada nilai spiritual dan etika yang menyertainya dalam setiap perjalanan. Karena itu, umat dianjurkan memahami batasan agar liburan tetap membawa manfaat.
Dalam pandangan ulama, liburan diperbolehkan selama tidak melanggar syariat. Aktivitas rekreasi dapat menjadi sarana untuk menenangkan jiwa dan meningkatkan kesehatan. Namun, umat diingatkan agar tetap menjaga ketaatan selama berlibur.
Liburan juga dapat menjadi waktu untuk mempererat hubungan keluarga. Banyak ajaran Islam menekankan pentingnya silaturahim dan kebersamaan. Karena itu, rekreasi yang menghadirkan kualitas hubungan dianggap bernilai positif.
Ulama mengingatkan agar umat tetap memperhatikan adab bepergian. Selain menjaga ibadah, setiap perjalanan dianjurkan diawali dengan niat baik dan doa. Hal ini dimaksudkan agar liburan tetap berada dalam koridor keberkahan.
Islam tidak melarang umat untuk menikmati waktu luang secara sehat. Selama dijalankan dengan niat baik, liburan dapat menjadi momen refleksi diri. Dengan sikap bijak, rekreasi dapat membawa manfaat dunia dan akhirat.
Sumber: republika.co.id
#wisata #pariwisata #islam #khazanah #liburan
Ayo ikut berkontribusi untuk Buol melalui tulisan!
Kirimkan naskah berita atau opini terbaik Anda kepada kami.
Cantumkan subjek email: BERITA atau OPINI.
Semua naskah akan melalui proses seleksi dan penyuntingan sebelum diterbitkan.
Tidak dipungut biaya publikasi.
Semua tulisan dikirim melalui email resmi redaksi dan diterima langsung dari penulis,
tanpa melalui perantara atau atas nama tim manapun.
Redaksi berhak menyunting naskah tanpa mengubah substansi.