Otot betis berperan sebagai “pompa tambahan” bagi tubuh. Setiap kali kita berjalan atau berdiri, kontraksi otot betis membantu mendorong darah dari kaki menuju jantung melawan gravitasi. Fungsi ini membuat betis lebih dari sekadar otot untuk berjalan.
Jika otot betis aktif dan kuat, aliran darah balik dari kaki ke jantung berjalan mulus. Hal ini membantu mencegah darah mengendap di kaki. Akibatnya, risiko pembengkakan kaki atau varises bisa berkurang.
Sebaliknya, jika otot betis jarang digunakan misalnya karena duduk lama atau kurang bergerak sirkulasi darah bisa tersendat. Darah cenderung “berdiam” di vena kaki. Kondisi ini meningkatkan peluang munculnya masalah pembuluh darah di tungkai.
Menjaga kekuatan betis dapat dilakukan dengan aktivitas sederhana. Jalan kaki rutin, naik-turun tangga, atau gerakan tumit-angkat (heel raise) sudah cukup membantu. Latihan ringan tersebut membantu “pompa betis” tetap aktif setiap hari.
Selain menjaga kaki tetap sehat, pompa betis yang baik membantu mengurangi beban kerja jantung. Dengan begitu, tubuh secara keseluruhan mendapat keuntungan dari sirkulasi darah yang optimal. Otot betis menjadi sekutu jantung untuk menjaga aliran darah lancar.
Maka, rutin bergerak dan menjaga tonus otot kaki adalah bagian penting dari gaya hidup sehat. Betis yang terlatih bukan hanya soal estetika tapi soal kesehatan sirkulasi dan sistem kardiovaskular.
Sumber: detik.com
Ayo ikut berkontribusi untuk Buol melalui tulisan!
Kirimkan naskah berita atau opini terbaik Anda kepada kami.
Cantumkan subjek email: BERITA atau OPINI.
Semua naskah akan melalui proses seleksi dan penyuntingan sebelum diterbitkan.
Tidak dipungut biaya publikasi.
Semua tulisan dikirim melalui email resmi redaksi dan diterima langsung dari penulis,
tanpa melalui perantara atau atas nama tim manapun.
Redaksi berhak menyunting naskah tanpa mengubah substansi.